wb_sunny

Breaking News

Abon Ikan Cakalang Tolitoli Rasa Enak Mantap Call/WA 0877-7536-5814 | Antar Jemput Galon Air Minum Sehat Segar Daerah Tondo WA 0895-3101-8571 | Kue Basah SARI RASA Terima Pesanan Kota Palu WA IG: @sarirasapalu | Bisnis Anda Ingin Dikenal Lebih Luas di Sulteng? Iklankan di Sini Sekarang! Hubungi Kita di media@medianetwork.my.id | 081288284898

Agenda Kopi Pemuda Hidayatullah Sulteng Gali Wawasan Kebangsaan dengan Nilai Peradaban Islam

Agenda Kopi Pemuda Hidayatullah Sulteng Gali Wawasan Kebangsaan dengan Nilai Peradaban Islam


PALU — Pengurus Wilayah (PW) Pemuda Hidayatullah Sulawesi Tengah menggelar acara Kajian Online Peradaban Islam (KOPI) dengan tema “Hidayatullah dan Cita-Cita Pendiri Bangsa” yang digelar secara daring bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80 Tahun, Sabtu (17/8/2025). 

Acara ini menghadirkan tokoh nasional dan politisi senior yang pernah menjadi senator DPD RI tiga periode (2004–2019), Dr. Ir. H. Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, M.Si, yang menyampaikan kuliah sejarah dan kebangsaan dengan perspektif keislaman.

Dalam pemaparannya, Aziz menekankan pentingnya mengingat kembali akar sejarah bangsa Indonesia, khususnya dalam kaitannya dengan kolonialisme di Asia Tenggara dan perjuangan panjang menuju kemerdekaan. 

Ia menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah hasil kebetulan, melainkan buah dari pergulatan ide, pengorbanan, dan pemikiran strategis para tokoh bangsa yang banyak di antaranya berasal dari kalangan ulama.

“Sejarah mencatat, perlawanan terhadap kolonialisme di Asia Tenggara selalu melibatkan kekuatan spiritual umat Islam. Ulama bukan hanya berjuang di medan tempur, tetapi juga merumuskan dasar-dasar kebangsaan yang menjiwai Indonesia merdeka,” ujar Aziz.

Lebih lanjut, ia menyoroti peran ulama dalam perumusan Piagam Jakarta sebagai dokumen fundamental yang kemudian menjadi bagian dari proses kompromi sejarah antara Islam dan Pancasila. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan kedewasaan politik dan visi kebangsaan yang dimiliki tokoh-tokoh Islam dalam menjaga persatuan bangsa.

“Piagam Jakarta adalah bukti bahwa Islam memberi kontribusi besar bagi Indonesia. Kompromi sejarah itu harus dipahami sebagai bentuk ijtihad politik umat Islam untuk memastikan persatuan tetap terjaga, tanpa kehilangan nilai-nilai keislaman,” jelasnya.

Aziz juga menegaskan bahwa generasi muda, khususnya kader Hidayatullah, perlu memahami keterhubungan antara agama, sejarah, budaya, dan politik sebagai bekal dalam menghadapi tantangan masa kini. Menurutnya, pembangunan bangsa hanya dapat berjalan secara berkelanjutan apabila generasi muda memiliki pandangan yang komprehensif.

Menurut Aziz, Kader muda bangsa tidak boleh tercerabut dari akar agamanya, dari sejarah perjuangan bangsanya, maupun dari kebudayaan yang membentuk identitas nasional. 

"Di titik inilah peran Hidayatullah menjadi signifikan, karena menghadirkan gerakan yang memadukan dakwah, pendidikan, dan pembangunan peradaban dengan nilai Islam,” tambahnya.

“Indonesia hari ini membutuhkan generasi yang berani berpikir besar, membangun peradaban, dan sekaligus menjaga jati diri. Hidayatullah memiliki peran strategis dalam mempersiapkan kader yang siap untuk itu,” tutup Aziz.

Acara KOPI ini tidak hanya menjadi ruang refleksi sejarah, tetapi juga momentum konsolidasi pemikiran. Ketua PW Pemuda Hidayatullah Sulteng, Achmad Syuaib Syaharuddin, selaku penanggung jawab acara, menegaskan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai wadah kolaboratif pemuda untuk memperkuat wacana peradaban di Indonesia.

“Diskusi ini menjadi langkah nyata bagi pemuda untuk menghadirkan perspektif Islam dalam narasi kebangsaan. Kami ingin memastikan bahwa generasi muda mampu meneguhkan wawasan kebangsaan yang sejalan dengan semangat keislaman dan peradaban,” ungkap Syuaib.

Ia menambahkan bahwa penyelenggaraan acara ini bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI ke-80 tahun, sehingga semakin relevan sebagai momentum refleksi bersama. 

“Kita ingin mengaitkan perjuangan sejarah dengan tantangan kekinian, sekaligus menyegarkan kembali komitmen pemuda dalam mengisi kemerdekaan dengan gagasan yang membangun,” tuturnya.

Melalui forum ini, PW Pemuda Hidayatullah Sulteng berharap lahir kesadaran baru di kalangan pemuda Muslim Indonesia untuk terus terlibat aktif dalam pembangunan bangsa. Tidak sekadar menjadi penonton, melainkan menjadi penggerak perubahan yang berpijak pada nilai keislaman dan cita-cita pendiri bangsa.

Dengan mengangkat tema “Hidayatullah dan Cita-Cita Pendiri Bangsa”, lanjut Syuaib, forum KOPI ingin menegaskan bahwa identitas kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai Islam yang telah mengakar dalam sejarah perjuangan. 

Tags