Angkat Kearifan Lokal Mandar, Nurmala Raih Predikat Cum Laude di Universitas Tadulako
SULTENG.NEWS -- Palu sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah memiliki peran strategis sebagai pusat pendidikan tinggi di kawasan Indonesia Timur. Keberadaan perguruan tinggi negeri seperti Universitas Tadulako menjadi magnet bagi mahasiswa dari berbagai daerah, termasuk anak muda perantau yang datang dengan latar belakang sosial dan ekonomi yang beragam.
Dalam konteks tersebut, kemampuan akademik siswa tidak hanya mewakili keberhasilan individu, tetapi juga mencerminkan daya dukung sistem pendidikan terhadap akses dan pemerataan kesempatan belajar.
Nurmala merupakan anak bungsu dari pasangan Abd. Aziz dan Hartati. Ia berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi terbatas dan tumbuh di lingkungan kampung yang sederhana. Sejak usia dini, situasi keluarga tersebut membentuk pola hidup mandiri, kesederhanaan, serta kebiasaan mengatur kebutuhan secara disiplin. Kamis, (18/12/2025)
Kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi melalui program KIP Kuliah memandang Nurmala sebagai amanah yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab, terutama dalam memanfaatkan waktu, menjaga komitmen belajar, dan mempertahankan fokus akademik selama merantau di Palu.
Raih Predikat Cumlaude
Salah satu pencapaian tersebut ditorehkan oleh Nurmala, anak perantau muda yang menempuh pendidikan tinggi di Palu dan berhasil menyelesaikan studi strata satu pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Tadulako, dengan predikat cum laude. Nurmala menuntaskan masa studinya tepat waktu dengan Indeks Prestasi Kumulatif 3,82. Capaian ini tercatat sebagai hasil dari konsistensi akademik, kedisiplinan, serta fokus yang terjaga sejak awal perkuliahan.
Kesempatan melanjutkan pendidikan tinggi melalui program KIP Kuliah dipandangnya sebagai amanah yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, selama menjalani masa perkuliahan di Palu, Nurmala memprioritaskan pengelolaan waktu dan fokus belajar sebagai bagian dari komitmen akademik.
Sebagai perantau mahasiswi di ibu kota provinsi Sulteng, Nurmala menetapkan target untuk menyelesaikan studi tanpa penambahan semester. Atas pertimbangan tersebut, ia memilih untuk tidak terlibat dalam organisasi kampus dan memusatkan perhatian sepenuhnya pada proses pembelajaran.
Keputusan ini diambil secara sadar sebagai bentuk tanggung jawab atas kesempatan pendidikan yang diperolehnya, sekaligus sebagai strategi menjaga konsistensi akademik hingga akhir masa studi.
Sumbangsih Intelektual
Puncak perjalanan akademik Nurmala diwujudkan melalui penyusunan skripsi berjudul “Representasi Kearifan Lokal Masyarakat Mandar dalam Nilai Karakter pada Lagu Tenggang-Tenggang Lopi”. Judul ini merefleksikan upaya akademik dalam mengkaji budaya lokal sebagai sumber nilai pendidikan.
Secara filosofis, penelitian tersebut memandang lagu daerah bukan sekedar ekspresi seni, melainkan media pewarisan nilai karakter yang hidup dalam masyarakat Mandar.
Dalam kajiannya, Nurmala menguraikan nilai kebersamaan, keteguhan, tanggung jawab, dan semangat saling membantu yang terkandung dalam lagu Tenggang-Tenggang Lopi. Nilai-nilai tersebut dianalisis sebagai representasi karakter yang relevan dengan pendidikan Bahasa Indonesia, khususnya dalam konteks pembelajaran berbasis budaya lokal. Penelitian ini menempatkan kearifan lokal sebagai sumber pengetahuan yang memiliki kedalaman makna dan relevansi pedagogis.
Keberhasilan Nurmala menyelesaikan studinya dengan predikat cum laude menegaskan proses pendidikan yang dijalani secara bertanggung jawab dan terarah. Perjalanannya sebagai maha peran masiswi di Palu mencerminkan keterkaitan antara ketekunan belajar, kesadaran akan amanah pendidikan, serta upaya mengangkat nilai-nilai budaya lokal ke dalam kajian ilmiah di lingkungan perguruan tinggi.
Sebagai penutup reflektif atas perjalanan pendidikannya, Nurmala menyampaikan pesan motivasi kepada adik-adik di kampung agar terus menjaga semangat belajar dan tidak membatasi cita-cita pada kondisi ekonomi maupun latar belakang keluarga. Ia menegaskan bahwa pendidikan merupakan jalan untuk membuka wawasan, membentuk karakter, dan memperluas kesempatan hidup, selama dijalani dengan kesungguhan, disiplin, serta kemauan untuk bertahan dalam proses.
Menurutnya, keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti melangkah, melainkan pengingat untuk lebih bertanggung jawab terhadap setiap kesempatan belajar yang dimiliki dan terus berupaya menyelesaikan pendidikan dengan sebaik-baiknya.
HASMAN DWIPANGGA.
.jpeg)
